Mengenai Saya

Foto saya
smasapala adalah sebuah organisasi pecinta alam yang berlingkup di SMAN 1 Blitar, dan merupakan OPA pertama di kota Blitar, yang berdiri sejak 1984.

Kamis, 04 Desember 2008

pembidaian

PEMBALUTAN
Membalut adalah tindakan medis untuk menyangga atau menahan bagian tubuh tertentu agar tidak bergeser atau berubah dari posisi yang dikehendaki.
TUJUAN
1. menahan sesuatu – misalnya bidai (spalk), kasa penutup luka, dan sebagainya – agar tidak bergeser dari tempatnya
2. menahan pembengkakan (menghentikan pendarahan: pembalut tekanan)
3. menunjang bagian tubuh yang cedera
4. menjaga agar bagian yang cedera tidak bergerak
5. menutup bagian tubuh agar tidak terkontaminasi.

MACAM
1. Mitella (pembalut segitiga)
2. Dasi (cravat)
3. Pita (pembalut gulung)
4. Plester (pembalut berperekat)
5. Pembalut lainnya
6. Kassa steril

1. MITELLA (pembalut segitiga)
Bahan pembalut dari kain yang berbentuk segitiga sama kaki dengan berbagai ukuran. Panjang kaki antara 50-100 cm
Pembalut ini biasa dipakai pada cedera di kepala, bahu, dada, siku, telapak tangan, pinggul, telapak kaki, dan untuk menggantung lengan.
dapat dilipat-lipat sejajar dengan alasnya dan menjadi pembalut bentuk dasi.
2. DASI (cravat)
Merupakan mitella yang dilipat-lipat dari salah satu ujungnya sehingga berbentuk pita dengan kedua ujung-ujungnya lancip dan lebarnya antara 5-10 cm.
Pembalut ini biasa dipergunakan untuk membalut mata, dahi (atau bagian kepala yang lain), rahang, ketiak, lengan, siku, paha, lutut, betis, dan kaki yang terkilir.
Cara membalut:
o Bebatkan pada tempat yang akan dibalut sampai kedua ujungnya dapat diikatkan
o Diusahakan agar balutan tidak mudah kendor, dengan cara sebelum diikat arahnya saling menarik
o Kedua ujung diikatkan secukupnya.
3. PITA (pembalut gulung)
Dapat terbuat dari kain katun, kain kasa, flanel atau bahan elastis. Yang paling sering adalah kasa. Hal ini dikarenakan kasa mudah menyerap air dan darah, serta tidak mudah kendor.
Macam ukuran lebar pembalut dan penggunaannya:
o 2,5 cm : untuk jari-jari
o 5 cm : untuk leher dan pergelangan tangan
o 7,5 cm : untuk kepala, lengan atas, lengan bawah, betis dan kaki
o 10 cm : untuk paha dan sendi pinggul
o 10-15 cm : untuk dada, perut dan punggung.
Cara membalut anggota badan (tangan/kaki):
o Sangga anggota badan yang cedera pada posisi tetap
o Pastikan bahwa perban tergulung kencang
o Balutan pita biasanya beberapa lapis, dimulai dari salah satu ujung yang diletakkan dari proksimal ke distal menutup sepanjang bagian tubuh, yang akan dibalut dari distal ke proksimal (terakhir ujung yang dalam tadi diikat dengan ujung yang lain secukupnya). Atau bisa dimulai dari bawah luka (distal), lalu balut lurus 2 kali.
o Dibebatkan terus ke proksimal dengan bebatan saling menyilang dan tumpang tindih antara bebatan yang satu dengan bebatan berikutnya. Setiap balutan menutupi duapertiga bagian sebelumnya.
o Selesaikan dengan membuat balutan lurus, lipat ujung perban, kunci dengan peniti atau jepitan perban.

4. PLESTER (pembalut berperekat)
Pembalut ini untuk merekatkan penutup luka, untuk fiksasi pada sendi yang terkilir, untuk merekatkan pada kelainan patah tulang. Cara pembidaian langsung dengan plester disebut strapping. Plester dibebatkan berlapis-lapis dari distal ke proksimal dan untuk membatasi gerakan perlu pita yang masing-masing ujungnya difiksasi dengan plester.
Untuk menutup luka yang sederhana dapat dipakai plester yang sudah dilengkapi dengan kasa yang mengandung antiseptik (Tensoplast, Band-aid, Handyplast dsb).
Cara membalut luka terbuka dengan plester:
o luka diberi antiseptik
o tutup luka dengan kassa
o baru letakkan pembalut plester.

5. PEMBALUT LAINNYA
Snelverband: pembalut pita yang sudah ditambah kasa penutup luka, dan steril. Baru dibuka saat akan digunakan, sering dipakai untuk menutup luka-luka lebar.
Sofratulle: kasa steril yang sudah direndam dalam antibiotika. Digunakan untuk menutup luka-luka kecil.
6. Kassa steril
Kasa steril ialah potongan-potongan pembalut kasa yang sudah disterilkan dan dibungkus sepotong demi sepotong. Pembungkus tidak boleh dibuka sebelum digunakan.
Digunakan untuk menutup luka-luka kecil yang sudah didisinfeksi atau diobati (misalnya sudah ditutupi sofratulle), yaitu sebelum luka dibalut atau diplester.

Prosedur Pembalutan:
1. Perhatikan tempat atau letak bagian tubuh yang akan dibalut dengan menjawab pertanyaan ini:
Bagian dari tubuh yang mana? (untuk menentukan macam pembalut yang digunakan dan ukuran pembalut bila menggunakan pita)
Luka terbuka atau tidak? (untuk perawatan luka dan menghentikan perdarahan)
Bagaimana luas luka? (untuk menentukan macam pembalut)
Perlu dibatasi gerak bagian tubuh tertentu atau tidak? (untuk menentukan perlu dibidai/tidak?)
2. Pilih jenis pembalut yang akan digunakan. Dapat satu atau kombinasi.
3. Sebelum dibalut, jika luka terbuka perlu diberi desinfektan atau dibalut dengan pembalut yang mengandung desinfektan. Jika terjadi disposisi/dislokasi perlu direposisi. Urut-urutan tindakan desinfeksi luka terbuka:
Letakkan sepotong kasa steril di tengah luka (tidak usah ditekan) untuk melindungi luka selama didesinfeksi.
Kulit sekitar luka dibasuh dengan air, disabun dan dicuci dengan zat antiseptik.
Kasa penutup luka diambil kembali. Luka disiram dengan air steril untuk membasuh bekuan darah dan kotoran yang terdapat di dalamnya.
Dengan menggunakan pinset steril (dibakar atau direbus lebih dahulu) kotoran yang tidak hanyut ketika disiram dibersihkan.
Tutup lukanya dengan sehelai sofratulle atau kasa steril biasa. Kemudian di atasnya dilapisi dengan kasa yang agak tebal dan lembut.
Kemudian berikan balutan yang menekan.
Apabila terjadi pendarahan, tindakan penghentian pendarahan dapat dilakukan dengan cara:
Pembalut tekan, dipertahankan sampai pendarahan berhenti atau sampai pertolongan yang lebih mantap dapat diberikan.
Penekanan dengan jari tangan di pangkal arteri yang terluka. Penekanan paling lama 15 menit.
Pengikatan dengan tourniquet.
o Digunakan bila pendarahan sangat sulit dihentikan dengan cara biasa.
o Lokasi pemasangan: lima jari di bawah ketiak (untuk pendarahan di lengan) dan lima jari di bawah lipat paha (untuk pendarahan di kaki)
o Cara: lilitkan torniket di tempat yang dikehendaki, sebelumnya dialasi dengan kain atau kasa untuk mencegah lecet di kulit yang terkena torniket. Untuk torniket kain, perlu dikencangkan dengan sepotong kayu. Tanda torniket sudah kencang ialah menghilangnya denyut nadi di distal dan kulit menjadi pucat kekuningan.
o Setiap 10 menit torniket dikendorkan selama 30 detik, sementara luka ditekan dengan kasa steril.
Elevasi bagian yang terluka
4. Tentukan posisi balutan dengan mempertimbangkan:
Dapat membatasi pergeseran/gerak bagian tubuh yang memang perlu difiksasi
Sesedikit mungkin membatasi gerak bgaian tubuh yang lain
Usahakan posisi balutan paling nyaman untuk kegiatan pokok penderita.
Tidak mengganggu peredaran darah, misalnya balutan berlapis, yang paling bawah letaknya di sebelah distal.
Tidak mudah kendor atau lepas.

PEMBIDAIAN

Bidai atau spalk adalah alat dari kayu, anyaman kawat atau bahan lain yang kuat tetapi ringan yang digunakan untuk menahan atau menjaga agar bagian tulang yang patah tidak bergerak (immobilisasi), memberikan istirahat dan mengurangi rasa sakit. Maksud dari immobilisasi adalah:
1. Ujung-ujung dari ruas patah tulang yang tajam tersebut tidak merusak jaringan lemah, otot-otot, pembuluh darah, maupun syaraf.
2. Tidak menimbulkan rasa nyeri yang hebat, berarti pula mencegah terjadinya syok karena rasa nyeri yang hebat.
3. Tidak membuat luka terbuka pada bagian tulang yang patah sehingga mencegah terjadinya indfeksi tulang.
Pembidaian tidak hanya dilakkukan untuk immobilisasi tulang yang patah tetapi juga untuk sendi yang baru direposisi setelah mengalami dislokasi. Sebuah sendi yang pernah mengalami dislokasi, ligamen-ligamennya biasanya menjadi kendor sehingga gampang mengalami dislokasi kembali, untuk itu setelah diperbaiki sebaiknya untuk sementara waktu dilakukan pembidaian.

Prinsip pembidaian
1. Lakukan pembidaian di mana anggota badan mengalami cedera (korban jangan dipindahkan sebelum dibidai). Korban dengan dugaan fraktur lebih aman dipindahkan ke tandu medis darurat setelah dilakukan tindakan perawatan luka, pembalutan dan pembidaian.
2. Lakukan juga pembidaian pada persangkaan patah tulang, jadi tidak perlu harus dipastikan dulu ada tidaknya patah tulang. Kemungkinan fraktur harus selalu dipikirkan setiap terjadi kecelakaan akibat benturan yang keras. Apabila ada keraguan, perlakukan sebagai fraktur.
Tanda dan gejala patah tulang:
Adanya tanda ruda paksa pada bagian tubuh yang diduga terjadi patah tulang: pembengkakan, memar, rasa nyeri.
Nyeri sumbu: apabila diberi tekanan yang arahnya sejajar dengan tulang yang patah akan memberikan nyeri yang hebat pada penderita.
Deformitas: apabila dibandingkan dengan bagian tulang yang sehat terlihat tidak sama bentuk dan panjangnya.
Bagian tulang yang patah tidak dapat berfungsi dengan baik atau sama sekali tidak dapat digunakan lagi.
3. Melewati minimal dua sendi yang berbatasan.

Prosedur Pembidaian
1. Siapkan alat-alat selengkapnya
2. Apabila penderita mengalami fraktur terbuka, hentikan perdarahan dan rawat lukanya dengan cara menutup dengan kasa steril dan membalutnya.
3. Bidai harus meliputi dua sendi dari tulang yang patah. Sebelum dipasang, diukur dahulu pada sendi yang sehat.
4. Bidai dibalut dengan pembalut sebelum digunakan. Memakai bantalan di antara bagian yang patah agar tidak terjadi kerusakan jaringan kulit, pembuluh darah, atau penekanan syaraf, terutama pada bagian tubuh yang ada tonjolan tulang.
5. Mengikat bidai dengan pengikat kain (dapat kain, baju, kopel, dll) dimulai dari sebelah atas dan bawah fraktur. Tiap ikatan tidak boleh menyilang tepat di atas bagian fraktur. Simpul ikatan jatuh pada permukaan bidainya, tidak pada permukaan anggota tubuh yang dibidai.
6. Ikatan jangan terlalu keras atau kendor. Ikatan harus cukup jumlahnya agar secara keseluruhan bagian tubuh yang patah tidak bergerak.
7. Kalau memungkinkan anggota gerak tersebut ditinggikan setelah dibidai.
8. Sepatu, gelang, jam tangan dan alat pengikat perlu dilepas.

Survival Kit

Survival kit adalah suatu peralatan atau satu kotak /tas peralatan survival yang umumnya dapat di gunakan semua jenis daerah seperti gunug,hutan,padang pasir dan laut.Jenis survival diatas adalah yang dibuat khusus untuk penerbang pesawat militer.
Untuk seorang penjelajah ataupun petualang survival kit merupakan perlengkapan dasar yang harus dimiliki dan harus sesuai dengan perjalanannya.
Survival kit dapat dibuat sendiri,carilah kaleng yang tertutup dan tidak bocor.ukuran cukup kecil tetapi dapat memuat alat yang di perlukan.Pada saat mengisi kotak survival kit usahakan tidak ada tempat yang kosong yang memungkinkan peralatan didalamnya bergerak.
Biasakan selalu membawa survival kit dalam setiap perjalanan,karena dengan survival kit satu set perlengkapan sudak dimiliki untuk keadaan darurat.



Isi survival kit dan kegunanannya.
1. Korek Api
Korek api kedap air dapat dicari tetapi dengan harga yang mahal.kita dapat membuatnya dengan memasukan batang korek dan kertas penyalanya ke dalam tabung bekas roll film.Bisa juga pada kepala korek kita teteskan lilin sehingga terselaput seluruh kepala korek tersebut.
2. Lilin
Sangat baik untuk mulai menghidupkan api dan juga untuk penerangan.apabila terbuat daru lemak dapat dimakan atau pun buat menggoreng (harus yakin bahwa terbuat dari lemak).Lilin dari bahan lain atau parafin wax tidak dapat di makan.
3. Batu Api/Geretan
Batu api dapat berkerja dalam keadaan basah dan dapat tahan lama sekali.Bawalah batu api sekalian dengan gergaji penggoresnya.
4. Kaca Pembesar
Dapat menimbulkan panas dan api dengan sinar matahari langsung,juga dapat dipakai untuk melihat dan medeteksi duri dalam jaringan.
5. Jarum dan Benang
Beberapa jarum dimana satu diantaranya mempunyai lubang benang yang besar sehingga dapat memakai urat daging sebagai benang apabila diperlukan.Simpanlah jarum-jarum tersebut menjadi satu dan dililt dengan benang yang kuat sekelilingnya.
6. Kail dan Senar
Pilihlah kail yang berbeda ukuran dan diletakkan didalam kotak atau dibungkus.Sertakan juga tali pancing secukupnya karena dapat digunakan untuk menjerat.
7. Kompas
Sebuah kompas yang cukup baik tapi sederhana dan pastikan diri kita bahwa kita dapat memakai kompas dengan baik.Kompas dengan cairan didalamnya adalah yang terbaik.pastikan tidak bocor dan tidak ada gelembung didalamnya.
8. Senter Kecil
Sebuah lampu kristal sering dipakai untuk gantungan kunci.Lampu ini dapat dipakai untuk membaca peta,memasang umpan pada waktu memancing dimalam hari.
9. Kawat Jerat
Kawat kuningan sepanjang 60-90 cm dapat dipakai dan sangat banyak kegunaannya antara lain untuk jerat,memask dll.
10. Obat-obatan
Obat yang kita bawa adalah yang sering diperlukan didalam perjalanan dan juga obat-batan pribadi tentunya.
11. Sebaiknya 2 bilah pisau bedah dengan ukuran yang berbeda.Untuk gagang dapat kita buat dari sepotong kayu apabila di perlukan.
12. Plester Kupu-Kupu
dibuat dari plester yang dipotong mirip bentuk kupu-kupu,dipakai untuk merapatkan pinggir luka yang akan dijahit.
13. Plester

Minggu, 30 November 2008

pelatihan survival

Anda pecinta kegiatan luar ruangan dan alam bebas?
Atau anda salah satu penumpang kelaparan dari pesawat naas yang terdampar di hutan tapi tidak mau makan daging rekan seperjalanan anda?
Atau anda hanya seorang vegetarian yang tersesat?
Ingin mencari cara menentukan tanaman liar apa yang bisa dimakan dan apa yang tidak dengan cara yang sangat Indonesia (baca : berbelit-belit) tetapi dengan hasil yang lebih bisa diandalkan ?
 
Anda tepat bila memilih artikel ini untuk panduan bagi keselamatan anda untuk survive. Cobalah langkah-langkah Uji-coba Kelayakan Santap Tanaman Universal (Universal Plant Edibility Test). Tak perlu keluar biaya banyak, hanya butuh tanaman yang akan dicoba, air segar, serta kesabaran dan keberanian. Setidaknya keberanian untuk gatal-gatal dan muntah sebagai efek samping percobaan.
 
Langkah-langkah :
1. Potong-potong tanaman dan bagilah ke dalam komponen-komponen dasarnya : bunga, daun, batang dan akar. 
2. Cobalah hanya satu bagian setiap kali mencoba.
3. Ciumlah bagian tanaman yang hendak dicoba kalau-kalau ada bau menyengat atau busuk. Tetapi, bau saja belum dapat menentukan apakah suatu tanaman bisa dimakan atau tidak (seperti orang yang tidak pernah pakai deodoran bukan berarti orang jahat, tapi kitalah yang menganggap ketiak basah sebagai kejahatan sosial).
 4. Jangan makan sejak 8 jam sebelum mencoba.
 
Selama 8 jam menunggu, ketimbang berjongkok meratapi nasib (bila anda korban kecelakaan atau tersesat), isilah waktu dengan menempelkan bagian tanaman yang hendak anda coba ke bagian dalam siku atau pergelangan tangan, untuk melihat apakah ada reaksi yang ditimbulkan oleh racun seperti ruam, gatal-gatal, dan semacamnya. Biasanya 15 menit sudah cukup untuk menimbulkan reaksi.
 
Jangan makan / minum apapun selama waktu percobaan, selain air putih segar dan bagian tanaman yang memang sedang dicoba (bila anda tidak kuat menahan lapar, bukalah baju anda dan duduklah lalu cobalah mengaitkan kedua kaki anda ke belakang kepala sambil menarik-narik kedua telinga dan mengusahakan agar tubuh anda tidak menggelinding ke samping. Ini tidak akan memuaskan rasa lapar anda, tapi setidaknya memberi anda sesuatu untuk dikerjakan sambil ditertawakan).
 
Siapkan bagian tanaman yang hendak dicoba, boleh juga kalau mau direbus dulu (tapi ingat, ada tanaman tertentu yang tidak bisa dimakan saat mentah tapi bisa dimakan saat dimasak, jadi cobalah langkah-langkah berikutnya dengan 2 cara, kalau bisa).
 
Sebelum memasukkan bagian tanaman ke dalam mulut, sentuhkan secuil bagian itu ke bibir anda untuk mengetes ada tidaknya reaksi gatal/rasa terbakar.
 
Jika setelah 3 menit tidak ada reaksi seperti di atas, julurkan lidah anda seperti anjing yang baik dan letakkan secuil bagian tanaman tersebut di atasnya, lalu tahan selama 15 menit.
 
Jika setelah 15 menit tidak ada reaksi apapun di bibir anda, masukkan secuil bagian tanaman tersebut ke dalam mulut dan kunyahlah, tapi JANGAN DITELAN.
 
Bila tidak ada reaksi gatal, rasa terbakar, mati rasa atau iritasi lainnya, telanlah cuilan bagian tanaman itu.
 
Tunggu 8 jam. Jika selama waktu itu terjadi gejala sakit, usahakan agar muntah (mengorek bagian belakang tenggorokan dengan jari atau membayangkan isi Materi Medika Cina yang meresepkan tinja cair bening untuk mengobati sakit pencernaan dan ketombe manusia untuk mengobati rambut rontok, dengan memakannya). Jangan lupa minum air putih.
 
Jika tidak ada efek samping, makanlah sisa bagian tanaman yang lain dengan porsi lebih basar. Bila selama dan setelah 8 jam tidak ada efek samping, maka bagian tanaman tersebut aman dimakan. Ingatlah bahwa ada tanaman yang hanya salah satu atau dua saja bagiannya yang bisa dimakan sementara bagian yang lainnya beracun, jadi cobalah semuanya.
 
Dan bila langkah-langkah tersebut anda rasa sangat sulit, mungkin lebih baik kelaparan saja.


Selamat mencoba dan semoga artikel ini bermanfaat

kantong semar

Periuk Monyek sebagai Tanaman Hias




DI HABITAT aslinya, tanaman pemangsa populasinya terus menurun, ditengarai akibat eksploitasi komersial dan kerusakan hutan, sehingga tidak mengherankan jenis tanaman langka ini dilindungi undang-undang. Namun demikian bukan berarti terlarang untuk memeliharanya, ia dapat diperjualbelikan bila jumlahnya banyak dan berasal dari hasil budidaya.

Di Tanah Air, permintaan akan tanaman unik ini terus meningkat, khususnya tanaman karnivora anggota famili Nepenthaceae, yang kondang disebut "kantong semar" atau "periuk monyet". Tanaman liar dari hutan-hutan kerangas dan rawa-rawa hutan tropis ini populer untuk dijadikan tanaman hias. Para kolektor, hobiis, dan penangkar berlomba memburu Nepenthes ini.

Lain di tanah air, lain pula di luar negeri, di Amerika Serikat dan Eropa, penggemar kantong semar ini sudah tak terhitung jumlahnya, perkembangan budidayanya pun sudah sedemikian majunya, bahkan di Belanda sudah dikembangkan dalam skala industri yang mampu menyumbang devisa bagi Negeri Tulip ini. Ironisnya, sorok raja mantri --sebutan nepenthes di Jawa Barat-- ini kebanyakan berasal dari Indonesia, terutama dari Pulau Kalimantan, Sumatera, dan Papua. Jangan salah 65% nepenthes dunia ada di Indonesia.

Meledaknya permintaan kantung semar, selain menjadi berkah bagi para penangkar dengan mengalirnya fulus, juga sekaligus sebagai wadah konservasi, sehingga bila spesies ini punah di alam liar, masih ada plasma nutfahnya di penangkar, hobiis, dan kolektor.

Periuk monyek atau Nepenthes relatif mudah memeliharanya. Mudah beradaptasi dengan berbagai kondisi lingkungan. Media cocopeat dicampur sekam bakar dalam pot plastik sudah cukup untuk menumbuhkan pemangsa serangga ini. Sementara perbanyakan bisa dilakukan dengan cara stek batang, biji, dan kultur jaringan.

Sosok pitcher plant dengan kantong-kantongnya yang khas, ditambah pertunjukan "horor" menjerat serangga dengan kantong-kantongnya menjadi daya tarik tersendiri bagi penggilanya. Tidaklah berlebihan bila harga tanaman eksotik ini dalam setiap pameran relatif masih mahal, harganya mulai dari Rp 30.000 hingga Rp 150.000 per potnya tergantung ukuran dan kondisi tanaman. Sebut saja Nepenthes rajah dari Pontianak berkantung superbesar dihargai Rp 100.000 per pot.


Tanaman Karnivora, "Pembunuh yang Efisien"


TANAMAN memakan binatang, kedengarannya begitu ganjil. Dalam hirarki ekosistem; tumbuhan biasanya dimakan oleh hewan herbivora, dan hewan herbivora kemudian dimangsa hewan karnivora. Keberadaan tanaman pemakan binatang telah melanggar rantai makanan tersebut, ia memperpendek daur hidup itu. Memang berbagai fungsi yang dikembangkan tanaman karnivora tampaknya mirip binatang, seperti gerakan menjebak dengan cepat, sensitivitas seperti sistem saraf, dan umpan untuk memikat korbannya.

Walaupun tanaman karnivora termasuk spesies predator yang mampu menjebak, membunuh dan mencerna korbannya, jangan membayangkan sebagai monster pemakan manusia, seperti digambarkan dalam film-film fiksi ilmiah. Beberapa pitcher plant ini mungkin cukup besar untuk menjerat ampibi kecil bahkan burung, namun umumnya menu utamanya adalah serangga.

Kelompok yang relatif kecil dari tanaman berbunga (angiosperma) ini dikenal juga sebagai tanaman insektivora atau pemakan serangga. Saat ini diketahui ada 590 spesies tanaman karnivora yang diketahui di dunia. Beberapa spesies tumbuh tersebar di semua benua, sementara lainnya menempati kawasan sempit dan terbatas.

Keunikan dari tanaman pemangsa ini terletak pada metode menjerat korban yang bervariasi di antara berbagai spesies, namun pada dasarnya berupa daun yang dimodifikasi. Ada jebakan berupa lubang (pitfall) berisi cairan pencerna, prinsipnya korban jatuh ke dalam lubang karena terpeleset dan mati. Jebakan pasif ini dimiliki oleh tanaman pemangsa tropis di antaranya Nepenthes yang lebih dikenal sebagai "kantong semar", kemudian Sarracenia, Darlingtonia, Cephalotus, dan banyak lagi.

Metode jebakan lengket dimiliki oleh tanaman semacam embun matahari (Drosera), butterwort (Pinguicula), Drosophyllum, Byblis, Triphyophyllum, Roridula, dan Ibicella. Beberapa spesies tanaman ini menutupi daun-daunnya dengan rambut-rambut yang ujungnya mengandung lem. Di bawah sinar matahari, tetesan lem ini berkilauan mirip tetesan embun, yang mampu menarik serangga untuk hinggap di sana. Lain lagi dengan sistem jebakan isap yang dimiliki beberapa spesies akuatik, seperti bladderwort (Utricularia), Biovularia, Polypompholyx. Tanaman air ini dilengkapi dengan semacam gelembung-gelembung yang memiliki pintu-pintu yang bisa mengisap hewan-hewan air kecil yang menyentuhnya.

Salah satu jebakan aktif yang paling dikenal adalah snap trap yang dilakukan Venus' flytrap (Dionaea muscipula). Ketika selembar rambutnya disentuh seekor serangga, kedua bilah daun bergeriginya akan menutup dan mengurung korbannya. Kemudian enzim-enzim pencernaan dari kelenjar di permukaan daun tersebut menguraikan protein korbannya yang terjebak itu, dan tumbuhan ini mendapat sumber makanan tambahan dalam bentuk nitrogen.

Tanaman karnivora mencerna korbannya lewat proses penguraian kimia mirip sistem pencernaan pada hewan, juga dibantu bakteri dari luar. Produk akhir, terutama senyawa nitrogen dan garam-garam, diserap oleh tumbuhan. Tumbuhan karnivora sesungguhnya adalah tanaman hijau juga yang memproduksi makanannya dengan cara fotosintesis. Adaptasi mereka untuk mencerna protein hewan, adalah mekanisme bertahan (survive) di bawah kondisi lingkungan yang tidak ramah seperti media tanah yang kekurangan unsur hara.

Tumbuhan karnivora membuktikan pada kita, tidak perlu otak dan gerakan lincah untuk menjadi pembunuh yang efisien. Mereka telah menjadi pemburu yang licik, tidak mengandalkan pada kekuatan tetapi pada umpan universal yaitu kecantikan dan hasrat.

penanganan luka yang benar

1. Luka bakar bukan odol atau mentega salepnya
Sering terjadi, luka bakar diolesi odol atau mentega. Luka bakar tak ubahnya luka umumnya, perlu dirawat secara suci hama. Odol dan mentega tidak memberi manfaat, malah bisa buruk akibatnya. Odol atau mentega mungkin tidak suci hama, sehingga kuman masuk ke dalam luka.
Luka bakar ringan (hanya kemerahan kulit tanpa lepuh) cukup diolesi salep livertran (bisa dibeli bebas di apotik), dan tak perlu ditutup. Luka bakar lepuh bergelembung, jangan dipecahkan. Biarkan pecah sendiri.
Setelah pecah, lindungi dari paparan air mandi, sebab kulit di dalam masih kulit muda yang mudah ditembus kuman. Perawatan dengan antisepsis tetap perlu selain menambah salep livertran. Sekarang ada salep jenis lain untuk membantu menumbuhkan jaringan kulit baru.
Luka lepuh bergelembung yang luas butuh perawatan rumah sakit. Demikian pula luka bakar berat yang mengelupasi kulit sampai dalam, dan bikin kulit gosong, juga tak dapat dirawat sendiri di rumah.
2. Jahitan luka jangan dibiarkan tidak dibuka
Jika luka sampai dijahit, jangan lupa untuk membuka jahitannya. Sering terjadi, pasien tidak kembali ke dokter untuk membuka jahitan. Biasanya jahitan dibuka seminggu kemudian, atau lebih dini jika terjadi infeksi. Luka dijahit bisa saja terinfeksi. Selain bengkak dan nyeri, mungkin ada jahitan yang mengelupas dan lepas.
Jika ini terjadi, perlu dirapikan ulang. Jika tidak dikoreksi, luka akan menyisakan bekas yang jelek.
Jahitan luka memang tidak selalu harus dibuka jika memakai cara klem atau jahitan langsung dengan benang usus. Selama memakai benang sutera, jahitan perlu dibuka. Jika tidak dibuka, benang merupakan benda asing sumber infeksi. Bisa jadi, penyembuhan luka tidak berlangsung sempurna dan benangnya akan menyatu terikat oleh jaringan kulit baru. Ini tentu tidak sehat.
3. Jangan mengeleti keropeng luka
Seringkali, keropeng luka yang sudah mengering dan terasa gatal dikeleti. Biarkan kulit kering yang mati bercampur sisa darah dan nanah mengelupas sendiri. Mengeleti keropeng luka berarti membuka lapisan kulit yang masih muda di bawahnya terpapar dunia luar. Kulit muda belum siap terpapar dunia luar, juga belum kuat menghadapi ancaman infeksi. Biarkan secara alami, begitu kulit muda sudah cukup matang, ia akan mendesak keropeng di atasnya untuk terkelupas sendirinya.
Lepasnya keropeng secara tak sengaja (tersenggol) biasanya akan mengeluarkan darah, tanda kulitnya masih rapuh. Dalam keadaan demikian, bubuhi antibiotika untuk melindungi kulit muda agar tak terinfeksi dan terjadi borok baru.

analisis karakter / sifat

ANALISA KARAKTER ORANG
Dalam kehidupan ini, kita banyak bertemu dengan bermacam-macam orang. Hal itu menuntut kita untuk bisa mengerti karakter tiap-tiap individu tersebut, agar kita bisa memilih mana orang yang cocok dengan kepribadian yang kita sukai, dan juga untuk bisa lebih memahami karakter orang yang sering melakukan kontak dengan kita, agar diantara kita tidak sampai terjadi permasalahan yang merusak keharmonisan hubungan kita.
Perlu anda ketahui bahwa ada 4 karakter utama yang dimiliki oleh setiap orang. Yaitu korelis, sanguinis, melankolis, dan phlegmatic. Idealnya, seseorang mempunyai karakter gabungan dari 2 karakter. Namun, tidak menutup kemungkinan seseorang murni hanya mempunyai 1 karakter saja, perpaduan antara 3 karakter sekaligus atau bahkan perpaduan antara keempatnya.
Disini kami berikan penjelasan dari sifat-sifat tersebut:
A.   MEMAHAMI KARAKTER MELALUI CARA BICARA (LOGAT)
1. Taktis
Topik pembicaraannya cenderung pada hal-hal yang bersifat aktual. Biasanya lebih menekankan kata “aku” pada setiap perkataannya. selalu ingin berdebat dan tidak mau mengalah dalam perdebatan. Sifat seperti ini cenderung membawa kepada karakter korelis.
2. Rame
Selalu membicarakan tentang pengalaman pribadinya, namun terkadang bercerita tentang orang lain. Pembicaraannya kebanyakan tidak terlalu penting dan diulang-ulang sampai pendengar merasa bosan. Bicaranya ceplas-ceplos dan tidak ada yang ditutupi. Sifat ini mengarah pada karakter sanguinis.
3. Penuh Penghayatan
Menyimpan segala perkataan orang lain dalam hati. Selalu berkata setelah mendengarkan apa yang telah dibicarakan sebelumnya. Cenderung mengucapkan kata “kita”. Dalam perkataannya, orang ini selalu menutupi hal yang menurut dia bersifat pribadi. Sifat seperti ini lebih kepada karakter melankolis.
4. Cenderung Pendiam
Apabila ada suatu pembicaraan yang melibatkan banyak orang, orang ini cenderung menjadi pendengar. Orang ini selalu mengikuti aliran arus dan cenderung mudah terbawa. Sifat seperti ini mengarah pada karakter phlegmatis.

B.   MEMAHAMI KARAKTER LEWAT CARA BERJALAN
1. Cepat
Jalannya selalu cepat karena karakter ini punya prinsip waktu adalah hal yang sangat berharga. Cara jalannya mantap dengan badan tegak dan mata menatap ke depan dengan tatapan yang tajam. Korelis adalah karakter yang paling cocok bagi orang ini.
2. Tebar Pesona
Cara jalannya biasa-biasa saja. Kira-kira sekitar 7 Km/jam. Namun uniknya, orang ini tidak sedikitpun melewatkan sesuatu yang dia anggap menarik di sekelilingnya. Orang ini selalu menoleh kesana kemari sembari mengharap ada orang yang dicuri perhatiannya dengan orang ini. Karakter ini merupakan cerminan dari sifat sanguinis.
3. Selalu Menunduk
Entah apa yang dipikirkan orang ini. Namun, survey membuktikan bahwa orang melankolis ini merupakan tipe orang yang sensitif dan lebih dominan perasaan. Dalam berjalannya, mereka lebih suka menundukkan kepala daripada tolah-toleh nggak jelas. Kecepatan berjalannya juga hampir sama dengan tipe orang sanguinis.
4. Slow but Sure
Kira-kira dengan kecepatan 5 Km/jam atau bahkan kurang. Tatapan matanya cenderung ke depan namun kosong laksana air danau yang sama sekali belum tersentuh tangan jahil manusia. Pembawaannya tenang tanpa gejolak yang berarti. Lebih tepatnya, orang ini mempunyai jiwa phlegmatis yang berpotensi.

C.   MEMAHAMI KARAKTER LEWAT MUSIK KESUKAAN
1. Korelis
Biasanya suka dengan jenis-jenis music yang keras seperti rock, metal, heavy metal, classic, atau bahkan jazz. Suka pada lagu-lagu yang berisikan semangat perjuangan, kritik sosial dan sejenisnya.
2. Sanguinis
Menggemari lagu-lagu yang beraransement ramai seperti layaknya lagu-lagu jazz, hip hop, disco, rock and roll, dan sejenisnya. Biasanya lagu yang dia suka tentang percintaan, lagu-lagu gembira, tentang keceriaan, lagu tentang kesuksesan, dan sejenisnya.
3. Melankolis
Namanya juga melankolis, lagu-lagunya slow dan menurut mereka, lagu-lagu itu dapat menambah semangat seperti lagu pop, slow rock, classic rock, dan lagu-lagu seperti yang ngetrend saat ini yang mengarah pada irama lagu melayu.
4. Phlegmatis
Orang phlegmatis biasanya menyukai lagu-lagu yang lagi ngetrend. Bergantung mood dari orang ini. Segala jenis musik dia sukai karena orang phlegmatis selalu mengikuti arus.

D.   MEMAHAMI KARAKTER LEWAT ORANG TERDEKATNYA
1.  Korelis dan Phlegmatis atau Phlegmatis dan Korelis
Lebih suka dekat dengan orang yang sifatnya tidak jauh beda dengan dirinya dan mereka suka bergaul dengan orang phlegmatis. Yang demikian ini disebut dalam ilmu biologi sebagai simbiosis mutualisme. Sang korelis dapat menyalurkan kehendaknya kepada sang phlegmatis, demikian juga bagi phlegmatis, mereka lebih mempunyai prinsip dan pencerahan ketika berkumpul dan bersahabat dengan orang korelis.
2.  Sanguinis dan Melankolis atau Melankolis dan Sanguinis
Ketika si sanguinis mendapatkan masalah, maka mereka cocoknya bercerita kepada si melankolis. Tujuannya agar mereka sama-sama merasakan apa yang sanguinis rasakan. Hal ini menguntungkan bagi si sanguinis. Akan tetapi, ketika sang melankolis benar-benar dalam kesedihan, sanguinis berperan. Dia bisa menjelaskan bahwa tidak selamanya kesedihan dihadapi dengan tangisan atau kekecewaan. Ada kalanya harus disikapi dengan senyuman dan rasa optimis. Hal seperti ini sangatlah menguntungkan bagi keduanya. Dan kebanyakan persahabatan, diawali dari hal-hal di atas atau dengan kata lain mereka saling melengkapi.

Pada dasarnya, manusia mempunyai 4 karakter utama. Diantaranya korelis, sanguinis, melankolis, dan phlegmatis. Dalam keempatnya, ditemukan keunikan-keunikan yang menjadi cirri khas dari pemilik karakter masing-masing.
A.   KORELIS
Secara umum, karakter ini mencerminkan orang yang berkemauan kuat. Secara khusus dapat digambakan sebagai orang yang tegas, keras, disiplin, suka mengarahkan, mempunyai bakat pemimpin, dan suka tantangan.
Namun, orang-orang korelis mempunyai kelemahan yaitu egois. Dan jika orang ini sampai mencapai titik ekstrim, orang ini dapat memiliki sifat otoriter dan diktator.
B.   SANGUINIS
Secara umum, karakter ini mencerminkan orang yang humoris. Secara khusus dapat digambakan sebagai orang yang ceria, suka tertawa, gaul, populer, suka berbicara.
Namun, orang-orang sanguinis mempunyai kelemahan yaitu pelupa, berantakan, dan kenakak-kanakan. Jika sampai pada titik ekstrim, orang ini selalu berbicara  yang tidak terlalu penting dan selalu tertawa tanpa henti.
C.   MELANKOLIS
Secara umum, karakter ini mencerminkan orang yang dominan perasaanya. Secara khusus dapat digambakan sebagai orang yang sensitif, suka menangis, puitis, romantis, teliti, teratur, perfectionist, menikmati dan kesunyian.
Namun, orang-orang melankolis mempunyai kelemahan yaitu mereka tidak dapat bekerja dan berkreasi pada lingkungan kotor dan syarat akan keramaian. Pada titik ekstrimnya, orang-orang melankolis selalu murung dan selalu menangis tanpa sebab yang jelas.
D.   PHLEGMATIS
Secara umum, karakter ini mencerminkan orang yang kalem atau santai. Secara khusus dapat digambakan sebagai orang yang pendiam, penurut, cool, adaptif (mudah beradaptasi), baik hati, tidak sombong, suka jadi penengah, cuek, dan selalu santai.
Namun,salah satu kelemahan dari orang-orang phlegmatis yaitu mereka tidak mempunyai kelebihan. Dan pada titik ekstrimnya, mereka dapat menjadi orang yang pasrah dan cenderung pasif.

Pada kenyataannya, sulit ditemukan karakter murni dari keempatnya. Semisal murni korelis, murni sanguinis, murni melankolis, atau murni phlegmatis. Pastinya, ada karakter campuran antara keempat karakter tersebut. Sering ditemukan penggabungan 2 karakter yang berbeda dalam 1 jiwa. Diantaranya :
A.  CAMPURAN ALAMI
1.  Korelis - Sanguinis atau Sanguinis - Korelis
Mempunyai perpaduan sifat antara korelis dan sanguinis. Ciri yang paling khas dari karakter ini adalah sifatnya yang terbuka, namun cara bicaranya keras.
2.  Melankolis - Phlegmatis atau Phlegmatis - Melankolis
Mempunyai perpaduan sifat antara melankolis dan sanguinis. Cirri yang paling khas dari karakter ini adalah sifatnya yang tertutup dan cara bicaranya halus.
B.   CAMPURAN PELENGKAP
1.  Korelis - Melankolis atau Melankolis - Korelis
Mempunyai perpaduan sifat antara Korelis dan Melankolis. Ciri yang paling khas dari karakter ini adalah sifatnya yang mempunyai tujuan yang jelas. Namun, kurang bisa berhubungan dan kurang banyak teman.
2.  Sanguinis - Phlegmatis atau Phlegmatis - Sanguinis
Mempunyai perpaduan sifat antara sanguinis dan phlegmatis. Cirri yang paling khas dari karakter ini adalah sifatnya yang baik dan pandai dalam berhubungan sehingga banyak memperoleh teman. Namun, karakter ini kurang mempunyai tujuan.
C.   CAMPURAN PERSILANGAN
1.  Korelis - Phlegmatis atau Phlegmatis - Korelis
Mempunyai perpaduan sifat antara korelis dan phlegmatis. Karakter ini tergolong lama dalam mengambil keputusan karena ada gejolak batin dalam diri karakter ini.
2.  Sanguinis - Melankolis atau Melankolis - Sanguinis
Mempunyai perpaduan sifat antara sanguinis dan melankolis. Emosi dari karakter ini sering kali naik turun dan tidak terkontrol. Ada kalanya sifat sanguinisnya menguasai sehingga orang ini ceria. Namun ada juga saatnya sisi melankolisnya menguasai sehingga tiba-tiba bisa murung dan menangis.